Selama bertahun-tahun, kita menyebut kondisi ini sebagai obesitas, berdasarkan angka yang kita sebut Indeks Massa Tubuh atau IMT kemudian label status gizi pun tersemat : Obesitas.
Seiring dengan perkembangan ilmu, para ahli kini mendefinisikannya sebagai ABCD atau Adiposity-Based Chronic Disease
Apa itu Adiposity Based Chronic Disease (ABCD)?
Adiposity Based Chronic Disease (ABCD) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi penyakit kronis yang muncul akibat kelebihan lemak tubuh atau adipositas. Penyakit ini tidak hanya disebabkan oleh jumlah lemak yang berlebih dalam tubuh namun juga dipengaruhi oleh lokasi menumpuknya lemak, fungsi sel dan peran jaringan lemak dalam mengatur metabolisme, hormon, serta inflamasi yang terjadi dalam tubuh. ABCD lebih menekankan focus pada problem dari lemak yang tidak berfungsi dengan baik akan menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal, resistensi insulin, dan inflamasi kronis ringan yang berujung pada terjadinya berbagai penyakit sistemik. Sementara, obesitas hanya terkait dengan jumlah lemak dalam tubuh tanpa mempertimbangkan efeknya terhadap proses di dalam tubuh.
Dampak Kesehatan dari ABCD
ABCD dapat menyebabkan gangguan pada hampir seluruh organ dan sistem tubuh dengan berbagai komplikasi, misalnya:
- Gangguan musculoskeletal seperti osteoartritis dan nyeri sendi.
- Peningkatan risiko depresi, kecemasan, stroke, dan demensia yang mempengaruhi Kesehatan mental dan otak
- sleep apnea, asma, dan pembekuan darah pada system pernafasan
- Terjadinya penyakit jantung dan hipertensi pada system kardiovaskuler
- Meningkatkan risiko kanker, seperti kanker payudara, kolorektal, hati, ginjal, dan lain-lain
- GERD, batu empedu, dan penyakit hati berlemak pada saluran pencernaan
- Fungsi ginjal dan saluran kemih, misalnya penyakit ginjal kronis dan inkontinensia urine.
- Ketidakseimbangan hormon, sindrom ovarium polikistik, infertilitas pada system reproduksi
Mekanisme Terjadinya Penyakit dan Peran Inflamasi
Pada individu yang memiliki adipositas berlebih, maka sel lemak putih akan mengalami pembesaran dan terjadi disfungsional sel. Akibat kondisi tersebut, sel yang mengalami disfungsi akan menghasilkan sinyal berbahaya berupa sitokin pro-inflamasi yang akan mengganggu sensitivitas insulin dan menjaga kondisi inflamasi kronis ringan dalam tubuh. Inflamasi dapat memicu berbagai penyakit autoimun dan memperburuk kondisi resistensi insulin yang umumnya dikaitkan dengan masalah obesitas. Kondisi inflamasi kronis ini yang kemudian dianggap sebagai dasar dari perkembangan berbagai penyakit kronis yang berkaitan dengan adipositas.
Adiposity dan Risiko Penyakit Kronis di Indonesia
Data di Indonesia menunjukkan bahwa obesitas dan penumpukan lemak tubuh berkontribusi besar pada peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Selain itu, obesitas menyebabkan peningkatan kebutuhan dan penggunaan fasilitas layanan kesehatan karena komplikasi penyakit kronis yang muncul. Namun, ada indikasi bahwa pemanfaatan layanan kesehatan oleh orang dengan obesitas masih belum optimal, sehingga dibutuhkan upaya preventif dan pengelolaan penyakit yang lebih baik untuk menanggulangi beban kesehatan ini. Informasi ini dapat menjadi panduan penting dalam memahami bahwa adipositas bukan sekadar masalah berat badan, tetapi kondisi kronis yang perlu penanganan serius untuk mencegah komplikasi penyakit yang lebih luas.
Ingin mempelajari lebih terkait hubungan zat gizi dengan penyakit? Program Studi S1 Gizi Universitas Alma Ata siap membekali Anda dengan ilmu yang komprehensif.
Sebagai program studi dengan akreditasi UNGGUL, kurikulum kami dirancang untuk mengupas tuntas ilmu gizi terkini, termasuk zat gizi terhadap penyakit. Dibimbing oleh dosen-dosen ahli dan berpengalaman, Anda akan belajar untuk menganalisis bukti-bukti ilmiah, merancang diet yang tepat, dan menjadi ahli gizi yang mampu memberikan rekomendasi berbasis science.
Jadilah ahli gizi profesional yang tidak hanya mengikuti tren, tetapi memahami sains di baliknya. Wujudkan passion Anda di Universitas Alma Ata.