Dalam beberapa tahun terakhir, matcha telah melampaui statusnya sebagai sekadar minuman tradisional Jepang dan berubah menjadi fenomena global. Dari latte yang instagenik hingga es krim dan kue, serbuk hijau cerah ini telah membanjiri media sosial dan industri wellness.

Namun, di balik popularitasnya yang melonjak, sebuah klaim seringkali muncul: matcha bukan hanya enak, tetapi juga dapat meningkatkan kecantikan kulit dari dalam. Apakah klaim ini didukung oleh sains, atau hanya sekadar mitos belaka?

Gelombang popularitas matcha tidak terlepas dari pergeseran gaya hidup masyarakat modern yang semakin sadar akan kesehatan. Berbeda dengan teh hijau biasa yang diseduh dan kemudian daunnya dibuang, matcha adalah bubuk teh hijau utuh yang dikonsumsi seluruhnya. Ini berarti kita mengonsumsi seluruh nutrisi yang terkandung dalam daun teh.

Manfaat Matcha bagi Kecantikan: Fakta atau Mitos?

a. Antioksidan Super: Penangkal Radikal Bebas (FAKTA)
Kunci utama manfaat matcha terletak pada kandungan antioksidannya yang sangat tinggi, khususnya katekin yang disebut Epigallocatechin Gallate (EGCG). Sebuah penelitian dalam Journal of Photochemistry and Photobiology (2018) menyatakan bahwa EGCG memiliki kemampuan potensial untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV. Radiasi UV adalah penyebab utama penuaan dini, keriput, dan bintik hitam. Dengan menetralisir radikal bebas yang dihasilkan dari paparan UV, antioksidan dalam matcha membantu mencegah kerusakan kolagen dan elastin, yang merupakan fondasi kulit yang kencang dan awet muda.
b. Anti-Inflamasi: Melawan Jerawat dan Kemerahan (FAKTA)
Kondisi kulit seperti jerawat dan rosacea pada dasarnya adalah proses inflamasi. Studi dalam Journal of Investigative Dermatology menunjukkan bahwa EGCG memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Dengan mengonsumsi matcha, senyawa ini dapat bekerja dari dalam tubuh untuk membantu mengurangi respons peradangan sistemik, yang pada gilirannya dapat meredakan kemerahan dan iritasi pada kulit, termasuk yang berkaitan dengan jerawat.
c. Meningkatkan Hidrasi dan Elastisitas (FAKTA, tetapi Tidak Langsung)
Matcha bukanlah pelembap langsung seperti krim topikal. Namun, sebuah penelitian dalam Food & Function Journal (2021) mengamati bahwa asupan teh hijau secara signifikan dapat meningkatkan hidrasi, kepadatan, dan elastisitas kulit pada wanita sehat. Efek ini diduga terkait dengan peningkatan aliran darah dan suplai oksigen serta nutrisi ke kulit berkat kandungan polifenolnya. Jadi, meski tidak langsung melembapkan, matcha menciptakan lingkungan internal yang mendukung kulit untuk tetap terhidrasi dan elastis.

Ingin menjelajahi lebih dalam hubungan fascinating antara zat gizi, makanan fungsional seperti matcha, dan dampaknya bagi kesehatan tubuh serta kecantikan? Program Studi S1 Gizi Universitas Alma Ata siap membekali Anda dengan ilmu yang komprehensif. 

Sebagai program studi dengan akreditasi UNGGUL, kurikulum kami dirancang untuk mengupas tuntas ilmu gizi terkini, termasuk nutrisi untuk kesehatan kulit dan pemanfaatan bahan pangan fungsional. Dibimbing oleh dosen-dosen ahli dan berpengalaman, Anda akan belajar untuk menganalisis bukti-bukti ilmiah, merancang diet yang tepat, dan menjadi ahli gizi yang mampu memberikan rekomendasi berbasis science. 

Jadilah ahli gizi profesional yang tidak hanya mengikuti tren, tetapi memahami sains di baliknya. Wujudkan passion Anda di Universitas Alma Ata.

Referensi:
Heinrich, U., et al. (2011). Green tea polyphenols provide photoprotection, increase microcirculation, and modulate skin properties of women. Journal of Nutrition, 141(6), 1202-1208. 

Santosh, K., et al. (2018). Green tea polyphenols prevent UV-induced skin photoaging by modulating the MAPK signaling pathways. Journal of Photochemistry and Photobiology B: Biology, 188, 160-168. 

Hsu, S. (2005). Green tea and the skin. Journal of the American Academy of Dermatology, 52(6), 1049-1059. 

Yoon, H. S., et al. (2020). Anti-inflammatory and skin barrier repair effects of topical application of some plant oils. International Journal of Molecular Sciences, 21(1), 220.