Tahukan bunda?

Anemia defisiensi besi adalah salah satu masalah gizi yang paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Kondisi ini bisa membuat si kecil mudah lelah, pucat, dan sulit konsentrasi, bahkan menghambat tumbuh kembang mereka di masa depan. Selain itu, ketika di kecil tiba-tiba tidak mau makan, jangan buru-buru mengira sedang difase GTM yaa. Karena bisa jadi tubuhnya memang sedang memberi sinyal bahwa ia sedang kekurangan zat besi hingga menyebabkan anemia defisiensi besi (ADB).

Yang bikin khawatir, anemia sering kali tidak langsung terlihat dari luar. Padahal, ketika anemia baru terdeteksi, kerusakan pada perkembangan otak mungkin sudah mulai terjadi. Itu sebabnya, pencegahan sejak dini itu penting banget ya, Bun!

Mengapa Bayi dan Anak rentan kekurangan zat besi?

Pada enam bulan pertama kehidupan, bayi masih punya cadangan zat besi dari dalam kandungan. Tapi setelah itu, kebutuhan zat besi meningkat seiring dengan usia dan pertumbuhan si kecil. Jika makanan pendampingnya kurang zat besi, makan cadangan yang ada akan cepat habis. Selain itu, bayi yang lahir premature atau bayi yang ibunya mengalami anemia saat hamil juga lebih berisiko.

Kenapa anemia bisa menyebabkan nafsu makan bayi menurun?
1. System hormone pengatur lapar terganggu (Ghrelin)
Hormone ghrelin dikenal sebagai hormone “sinyal lapar”, hormone ini akan memberi sinyal ke otak bahwa tubuh perlu makan. Pada orang (termasuk anak-anak) dengan ADB, penelitian menemukan bahwa nafsu makan menurun secara signifikan.
2. Indera penciuman dan rasa bisa berubah
Pada anak dengan ADB, ada bukti bahwa fungsi penciuman dan kemampuan membedakan bau/rasa makanan bisa menurun dibandingkan dengan anak yang sehat atau tidak anemia.
3. Mudah Lelah
ADB ditandai dengan berkurangnya hemoglobin, sehingga darah membawa oksigen ke otak dan organ tubuh lain jadi berkurang, akibatnya bayi/anak akan mudah merasa lemah, lesu, dan cepat Lelah sehingga membuat mereka lebih memilih tidur atau diam daripada makan. Banyak laporan klinis menyebut bahwa kelelahan, letih, lesu dan lunglai sebagai gejala anemia yang disertai dengan nafsu makan menurun.

Kapan bayi berisiko kekurangan zat besi? 
– Saat mulai MPASI tetapi jarang diberikan lauk dari sumber hewani
– Konsumsi susu sapi terlalu banyak
– Riwayat lahir premature atau berat lahir rendah
– Ibu anemia saat hamil sehingga cadangan besi untuk bayi rendah

Ingin menjelajahi lebih terkait zat gizi, seperti makanan yang baik untuk anak? Program Studi S1 Gizi Universitas Alma Ata siap membekali Anda dengan ilmu yang komprehensif.  

Sebagai program studi dengan akreditasi UNGGUL, kurikulum kami dirancang untuk mengupas tuntas ilmu gizi terkini, termasuk zat gizi untuk kesehatan mata dan pemanfaatan bahan pangan fungsional. Dibimbing oleh dosen-dosen ahli dan berpengalaman, Anda akan belajar untuk menganalisis bukti-bukti ilmiah, merancang diet yang tepat, dan menjadi ahli gizi yang mampu memberikan rekomendasi berbasis science. 

Jadilah ahli gizi profesional yang tidak hanya mengikuti tren, tetapi memahami sains di baliknya. Wujudkan passion Anda di Universitas Alma Ata.